Sunday, May 8, 2016

[REVIEW FF] Her Dark Shadow by Elsa Mardian

Sudah dua tahun berlalu sejak terakhir kali saya posting di blog ini. Maklum, mengejar gelar sarjana ternyata tidak semudah yang dibayangkan, terutama di semester-semester akhir *malah curhat*. Tapi untungnya semua sudah berlalu. Untuk kali ini, maaf bukan melanjutkan cerita jalan-jalan saya di Chicago karena jujur saja saya sudah lupa detail hal-hal yang saya lakukan selama di sana. Lagi-lagi, harap maklum, sudah 5 tahun yang lalu.

Tapi, saya punya yang tidak kalah menarik. Kali ini saya akan mereview sebuah FF (fanfiction) karya seorang author yang super duper awesome dan sudah malang melintang di dunia per-FF-an. Sebut saja namanya Citra *eeh hush, ngawur, malah kaya berita kriminal aja :D*. 

Namanya Elsa Mardian.

Buat para Sifany shipper pasti kenal banget sama nama ini. FF karyanya udah enggak diragukan lagi. Banyak momen romantis Siwon dan Tiffany (plus adegan-adegan NC) yang berhasil diceritakannya dan sukses bikin pada shipper makin baper tiap kali baca karya-karyanya. Dan saya termasuk salah satu reader yang beruntung bisa kenal dekat dengan author ini dan mendapatkan kesempatan untuk mereview salah satu FF terbarunya, Her Dark Shadow.

Langsung aja deh :D Check this out!

Title : Her Dark Shadow
Author : Elsa Mardian
Cast : Tiffany Hwang, Choi Siwon, Im Yoona, Kim Taeyeon
Genre : Romatic Suspense/Thriller
Rating : 18+
Harga : Rp 65.000,-


SINOPSIS
“D-dia…tidak bersalah.”

“Apa?” perempuan yang paling muda itu terkesiap. “ANAKMU TELAH MEMBUNUH KAKAKKU DAN KAU MENGATAKAN DIA TIDAK BERSALAH? PERSETAN DENGANMU!”

Lalu saudarinya maju untuk menenangkan. “Yoona, tenanglah.”

“Aku tidak bisa tenang, Miyoung Eonnie! Dia adalah ayah dari pembunuh Sooyeon Eonnie!”

Choi Jinho bergerak mundur, ikut terluka melihat penderitaan yang kini tengah dirasakan kedua saudari itu. Ia bahkan tidak ragu untuk berlutut di depan mereka, membuat ketiganya terdiam.

“Maafkan kami, saya mohon. Tapi harus kalian ketahui bahwa anakku…sungguh tidak bersalah. Choi Siwon tidak bersalah.”

Kehilangan seorang anggota keluarga memang tidak akan pernah menjadi hal yang mudah, terlebih jika terjadinya sangat mendadak bagai petir di siang bolong. Dunia Miyoung dan Yoona seketika gelap dan porak poranda setelah mendengar kabar bahwa sang kakak tersayang, Sooyeon, ditemukan tewas dekat sebuah diskotik di jalan Apgujeong. Polisi menemukan bukti-bukti bahwa gadis malang itu diperkosa terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh. Tak hanya itu, Park Soojung, satu-satunya saksi atas peristiwa tersebut, pun mencabut pernyataannya. Penyelidikan dihentikan dan Choi Siwon, anak seorang komisaris kepolisian yang dalam kasus ini adalah tersangka dibebaskan.
Bertekad membalaskan dendam Sooyeon, Miyoung memulai perjalanannya mendekati Siwon. Diabaikannya hati nuraninya, diabaikannya kebenaran sejati dari dalam hati yang terus didengungkan Sooyeon lewat mimpi-mimpi. Dengan identitas barunya sebagai Jung Tiffany, Miyoung berniat membuat Siwon tergila-gila dan bertekuk lutut mengharapkan cintanya. Sehingga, pada akhirnya semakin besar dan dalam penderitaan pria itu saat ia hempaskan ke jurang kehampaan—kehampaan yang sama dengan yang ia rasakan sejak kematian Sooyeon. Namun tanpa ia sadari, rencananya justru menciptakan sebuah bayangan gelap. Bayangan yang akan membahayakan semua orang tak bersalah—bayangan gelapnya yang bahkan lebih kejam daripada iblis.



REVIEW
Author spesialis FF romance dengan tokoh utama Siwon dan Tiffany, Elsa Mardian kini muncul dengan sebuah kisah tidak biasa yang berjudul Her Dark Shadow—selanjutnya akan saya sebut dengan HDS biar enggak capek ngetik, hihihi. Dari judulnya saja, saya sebagai pembaca seolah sudah diarahkan untuk berpikir “waah, bakal mengerikan ini pasti.” Apalagi ditambah dengan tagline-nya When her shadow is darker than demon. Namun setelah membaca HDS ini, semakin bertambahlah kekaguman saya pada author cantik ini.
Masih dengan tetap mengusung kisah cinta yang romantis, Elsa Mardian menggabungkan thriller yang menegangkan dan tema keluarga yang mengharu biru. HDS diawali dengan kemunculan Miyoung dan Yoona di pemakamangila kan? dari awal aja udah berasa horor bangetmenangisi kepergian kakak mereka, Sooyeon. Seperti yang telah diceritakan dalam sinopsis, kematian Sooyeon bukannya kematian yang wajar. Hasil visum menunjukkan bahwa dia diperkosa terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh dan seorang pria ditemukan mabuk di dekat jasadnya. Pria yang kemudian diketahui bernama Siwon itu langsung digiring ke kantor polisi dan ditetapkan sebagai tersangka. Namun beberapa hari kemudian dibebaskan karena saksi mata mencabut pernyataannya. Tidak terima dengan keputusan itu, Miyoung bertekad menuntut balaslangsung kerasa juga kan atmosfer kekeluargaannya. Balas dendam itu dilakukan dengan cara yang “romantis”sumpah, caranya emang bener romantis! Buat para shipper apalagi kalau jomblo, siap-siap baper ya :D. Dikorbannya semua hal termasuk pada akhirnya keperawanannya—NC alert!! Buat yang pada nyari NC :vuntuk membuat Siwon tergila-gila dan bertekuk lutut dihadapnya. Setelah itu akan dibuatnya pria itu mengakui kejahatannya terhadap Sooyeon dan akan dibunuhnya pria itu dengan tangannya sendiri. Namun belum sampai rencana itu terealisasi ternyata ada kejutan-kejutan mengerikan yang sudah menanti mereka.
 Adegan demi adegan dirangkai membentuk sebuah jalinan cerita manis sekaligus misterius. Perasaan masing-masing tokoh mulai dari sedih, sayang, marah, emosi, obsesi dan jugaeheem—nafsu bisa diceritakan dengan porsi yang pas. Petunjuk-petunjuk penting disebar sehingga terlihat serampangan namun ternyata terstruktur dan berhasil disembunyikan dengan baik. Two thumbs up lah buat Elsa Mardian! Terutama atas twist di bagian klimaksnya sukses membuat saya merinding sejadi-jadinya ketika mengetahui apa yang dimaksud dengan bayangan gelap itu.
Tidak mudah menuliskan cerita seintens dan semenarik ini. Saya yakin hanya author berjam terbang tinggi yang mampu membuatnya. Perpaduan antara ide yang fresh dan original dengan kalimat-kalimat deskripsi yang sesuai EYD namun tidak terasa kaku sehingga mudah dipahami membuat FF ini menjadi sangat menarik dan tidak pasaran.


NB: Bener-bener enggak pernah sia-sia nabung sekian lama—maklum, setelah sebelumnya saya adalah anak kuliahan dengan uang saku terbatas, sekarang saya sudah resmi jadi pengangguranuntuk semua FF karya Elsa Mardian, terutama FF yang satu ini.

Friday, March 28, 2014

It's been too long since the last time I posted thing here..
Things change damn fast and lots need to be caught up..
I haven't finished my story about Chicago yet and it's already been about 3years since I was there..
Not sure if I'll be able to finish it, because be honest I barely remember the details..

Friday, December 16, 2011

Chicago, I am LOST! 5 *star foot building

Star Foot Building, hayo coba tebak ini tempat apa? Pasti ada yang bilang: gedung tempat kita melihat bintang bintang, ada yang bilang: gedung tempat kita bisa mendapat perawatan kaki kaya reflexology, tempat kita bisa melihat bintang sambil jalan jalan, atau tempat kita memandang bintang di kaki. Salah semua tau, kacau nih. Itu cuma judul yang aku kasih ke tulisan yang ini untuk menceritakan hari Rabu dan Kamis liburan musim semiku di Chicago.

Wednesday, March 23, 2011
Another relaxing day at home. Basically, saya hanya tidur seharian, mengistirahatkan kaki saya yang berkapal dan siap dilayarkan. Paling asik nih kalau punya hari kaya gini, cuma tidur tidur di rumah setelah beberapa hari sebelumnya memforsir kaki untuk berjalan jalan.

Mendadak hp saya yang terkonek dengan chat facebook bergetar. Ternyata seseorang yang masih menjadi pacar saya kala itu mengirimkan pesan di chat, meminta saya untuk online yahoo messenger. Ya sudah, saya nyalakan komputer saya dan log in di ye-em. Hubungan kami memang sudah tidak jelas sejak satu bulan yang lalu. Saya merasa berada in the middle of fences. Mau putus masih sayang, mau lanjut juga capek selalu menjadi orang yang terlalu aktif menjaga hubungan. Beda agama pula. Akhirnya saya memang memutuskan untuk bubaran.

Walaupun putus baik baik dan tidak ada ribut ribut, tetap saja itu mengubah mood saya. Siapa sih yang tidak sakit kalau putus cinta? Untungnya, mendadak host mother saya, Mary, mengajak saya untuk mani-pedicure. Lumayanlah, menjernihkan pikiran saya yang keruh.
pamer kuku

Thursday, March 24, 2011

Pasti pada tahu kan kalau Chicago itu full dengan tempat-tempat kereen? Adler Planetarium salah satunya. Guess whaat? Hari itu, aku kesanaaa..

Seperti lumrahnya, yang namanya ke Planetarium pasti untuk melihat alam jagad raya kita kan? Tapi ternyata di sana tidak cuma ada bintang, tapi juga ada sejarah-sejarah tentang penemuan dan bagaimana orang jaman dahulu melihat bintang. Bintang memang sudah menjadi sesuatu I am interested in since I was little. Makanya aku betah banget ada di sana, sampai tidak mau pulang.
 baju astronot

 toilet di dalam pesawat luar angkasa


 Guru Astronomi jaman behulaa



Pas foto di sini nih, ada anak-anak bule yg ngliatin, trus pengen di foto dengan pose kaya aku

Malamnya kita memutuskan untuk ke John Hancock Building. Itu lho, bangunan yang ada di sebelah The Old Water Tower, yang bentuknya kaya trapesium aneh dengan dua antena bertenger diatasnya, kaya plankton, yang setiap tahunnya ada kegiatan untuk mencapai puncak gedung itu dengan cara konvensional alias naik tangga. Untungnya cuaca mendukung, tidak hujan, tidak snow, dan lumayan hangat. Maka berangkatlah kami ke sana dengan bis, lalu berjalan sekitar 5 menit. Langsung aja deh naik ke gedung observasinya..

Too be honest, it was really cool! Di setiap dinding yang ada di lantai itu, ditempel keterangan tentang Chicago, mulai dari Chicago Fire sampai dengan proses pembalikan aliran air untuk konsumsi kota. Selain itu, dari jendela-jendela terlihat pemandangan malam Chicago yang awesooomee!

Pemandangan Chicago yang aduhaaai
 

Friday, May 13, 2011

I am so proud of myself!

Hey, pernahkah kalian merasa tidak punya apa-apa untuk dibanggakan? Kehilangan self-esteem, karena terpengaruh perkataan negatif di sekitar kalian? Dan akhirnya membuat kalian berhenti mencoba untuk mencari apa yang kalian sukai dan hanya melakukan apa yang orang lain anggap baik?

Aku pernah. Hidup lebih dari 17 tahun bersama kedua orang tua yang terlalu baik dan selalu memberitahuku apa yang harus aku lakukan, membuatku terlena dan tidak benar benar tahu atau berusaha mencari apa yang aku suka, apa yang mau aku lakukan pada hidupku. For years and years, this situation made me couldn't make any decision. Beruntung, aku mendapat kesempatan untuk hidup jauh dari orang-orang yang aku kenal selama satu tahun. Yeeah, aku berangkat ke United States untuk pertukaran pelajar selama setahun. Kesempatan menarik untuk keluar dari sangkar emas.

Honestly, at the beginning, it was like a nightmare. When people asked me what I like to do, I was confused. I felt like I had nothing I really wanted to do at that time. Then, I started to try everything. Paling tidak, aku mencoba sekedar untuk mencari tahu apa ini sesuatu yang aku suka atau tidak.

Salah satu hal besar yang aku coba adalah House Interior Design class. Kelas yang paling jarang atau mungkin tidak ada untuk tingkat Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Susah buat beradaptasi di kelas itu, kebanyakan teman teman sekelasku punya background art yang lumayan, selain itu bahasa masih menjadi kendala utama. The only vocabulary I knew were stove, microwave, and refrigerator--lol! I had thought that my friends there might be think I am stupid, even though they actually didn't think like that. They helped me a lot.

Aku sempat hampir keluar dari kelas itu, tapi kemudian aku menemukan kembali keasyikan bermain dengan berbagai macam furniture, bentuk, warna, motif, and pola. Aku menemukan kembali kegemaran menggambar dengan pensil dan penggaris--ingat waktu kelas satu, aku sangat senang membantu salah seorang teman dengan tugas seni rupanya, walaupun aku tidak memilih kelas itu. Satu semester di kelas itu terasa sangat cepat dan sampailah aku pada final project.

Desember 2010, House Interior Design Department punya Harper College--salah satu college di Schaumburg, IL menyelenggarakan kompetisi dan guruku, Mrs Citron memutuskan itulah proyek akhir untuk kelasku. They gave us a house's floor plan yang kita harus jiplak di tracing paper, kami diharuskan menggambar furniture untuk floor plan tersebut dan memberikan contoh gambar dan warna hanya untuk great room--perpaduan dining room and family room. Mereka juga memberikan beberapa ketentuan, seperti: harus memuat 8-10orang di dalam great room tersebut--si klien ini suka bikin party ceritanya, komputer harus diletakkan di salah satu ruangan di dalam rumah tersebut, dll. Untungnya, mereka tidak memberikan budget limit untuk proyek ini. So, I could go crazy choosing unique furniture.

my floor plan, ruang besar ditengah rumah itulah ruangan yang harus kami design 

 gambar furniture harus hitam putih, dan kami harus menyertakan contoh warna atau bahan yang kita inginkan untuk furniture tersebut. 

Dua furniture disebelah kanan itulah yang akhirnya membuat aku memenangkan the most creative.

Awalnya, aku pikir there was no way I could win this competition, secara aku lupa akan window treatment, selain itu aku juga tidak memberikan sample untuk semua furniture--kayu, metal, dan kain. 4bulan berlalu, tidak ada kabar tentang kompetisi tersebut, sampai tiba-tiba Mrs. Citron, memberitahu kalau aku menang the most creative category dan 12 Mei 2011 kemarin, akhirnya aku menerima hadiahku, piagam dan drawing kit senilai $100.

 bersama dua house-interior designer dari Harper College

piagam ku dan kartu nama penyelenggara kompetisinya

Selain itu, aku sendiri menyadari kalau guru-guru di sini bukan melihat nilai bagus sebagai goal. Nilai bagus bukan segala-galanya, yang lebih penting adalah kemauan untuk mencoba dan belajar. Banyak guru-guru yang stay after school di tutoring room buat anak anak yang butuh bantuan, di hari-hari final exam pun mereka biasanya punya 'date' di district library dengan anak-anak yang mau belajar.

High school disini lebih menekan pada proses pembelajaran dan pembentukan karakter percaya diri. Hampir setiap bulan, ada penghargaan bernama Spirit of Hawks yang diberikan kepada student yang menunjukan significant improvement.

Aku memenangkan dua Spirit of Hawks, pertama di bulan Oktober dari Math and Science Department dan di bulan April dari English as Second Languange and World Languange. Ini beberapa asumsiku kenapa aku bisa mendapat penghargaan ini. Nilai-nilai di kelas matematikaku--aku ambil Algebra2 memang bisa dibilang fabulous. Jujur, tahun ini pertama kalinya lagi sejak jaman SD, aku bisa mengerjakan soal soal matematika tanpa bantuan dan contekan dari teman-teman. ESL--English as Second Languange adalah kelas english untuk anak-anak dari negara lain. Pertama kali datang ke sekolah aku ditempatkan di level 3. Dalam waktu setengah tahun, aku dipindahkan ke level 4 dan menjadi teacher assistant untuk level 3.

Ms Haq, my beautiful math teacher.

 Mrs Cho, my ESL teacher


I think I did such a great job at school in my exchange year. Aku tahu kalau aku mau mencoba dan melakukannya tanpa paksaan, aku ikut kompetisi dan menang, aku bisa juga menyelesaikan soal matematika yang aku tidak pernah bisa sebelumnya, dan aku juga bisa membantu guruku di kelas. Jelas banggalah, dan jadi lebih menghargai diri sendiri. Terserah orang mau bilang apa, yang jelas, aku berhasil menunjukkan kemauan untuk belajar. 

Tuesday, April 12, 2011

Chicago, I am LOST! 4 *first rotary club and 'a kiss...'

Bagian keempat dari liburan musim semi saya di Chicago akhirnya muncul nih, padahal liburan saya sudah usai sejak berminggu minggu yang lalu. Faktor malas masih saja menghantui kehidupan menulis saya. Well, segala sesuatunya butuh proses. Ya kan, teman?

Tuesday, March 22, 2011
Anita Scott, my USA Momma mengajak saya berkunjung ke meeting Rotary One. Seperti namanya, rotary club yang saya kunjungin ini adalah rotary club pertama di dunia, tempat Paul Harris memulai pekerjaan menyenangkannya membantu orang yang membutuhkan. Jujur saja, saya sendiri juga baru tahu bahwa sebuah Rotary International, sebuah wadah besar orang orang ahli di bidangnya masing masing yang saling bahu membahu have fun dengan cara melakukan aksi sosial, dimulai di Chicago tahun 1905. *exchange student macam apa saya ini, sampai saya tidak tahu sejarah club yg membiayai hidup saya selama setahun. oh, well, yang penting sekarang saya sedikit tahu.

Sekitar pukul 10.00, siap dengan dress warna hitam dan tas besar berisikan highheels dan jas exchange, saya ditemani host mother saya di Chicago, Mary Miller berangkat ke tempat meeting dengan brown line, yang ternyata tidak jauh dari Willis Tower. Setelah menunggu kurang lebih 20menit, Anita datang dan kami berdua masuk ke building tersebut. Mary memutuskan untuk jalan jalan bersama anak perempuan dan cucunya.

foto-foto sambil menunggu Anita di 65 W. Jackson Boulevard

 with Rotary International Vice President: Thomas M. Thorfinnson

District Governor D6450 *district tetangga 

exchange flag with President Rotary One *the coolest flag ever

Satu kata, berbeda. Dari awal masuk, ada atmosfer elegan dan sangat formal. Saya jadi merasa sangat kikuk dan bingung mau ngomong apa. Semua orang berbicara dengan nada yang sangat elegan dan bahasa Inggris yang formal. Banyak kata kata baru yang saya dengar hari itu. Tapi selain itu, semuanya benar benar menyenangkan. Makanan enak, orang orang yang manis dan ramah. Selain itu, saya juga bertemu dengan Vice President of Rotary International dan District Governor D6450 *my disrict is D6440

Selasai meeting, Mary menjemput saya dan Anita. Kami bertiga memutuskan untuk pergi ke Shedd Aquarium. Honestly, I like Museum Science and Industry better than Shedd Aquarium. Agak kecewa dengan pertunjukan lumba lumbanya. Tahu sendiri kan pertunjukan lumba lumba nya sekaten kaya apa? Lompat lingkaran api gitu gitu, sedangkan disini lumba lumbanya cuma yg berputar dan ber-daaa ria.


Satu yang menarik, lagi lagi ada lantai kaca tempat bernaungnya ikan ikan pari. Saat saya berjalan diatasnya, rasa aneh dan seru saat berjalan di skydeck mendadak muncul. Selain itu juga banyak yang menarik sih, ada aqurium besar berisikan anaconda. Saya juga bisa memegang bintang laut, bahkan mendapatkan ciuman. Check these pictures out!



touch sea star. awou.. 

swim with penguin penguin. lol:D kidding 




 ini kiss yg aku maksud di judul. kiss a fish

 kabuuur, ada anaconda!!


LOL:D actually it wasn't as fun as step on skydeck or visit Museum Science and Industry, but I had and made so much fun!

Saturday, March 26, 2011

Untitled3--proyek iseng kala hujan

Sudah lewat jam tiga, namun terik matahari masih saja dengan semangat 45 membakar bumi. Sempat terbesit sebuah pikiran gila, matahari semakin mendekat ke bumi kah? Atau neraka yang bocor kah? Hingga panasnya merasuk ke semua sendi sendi kehidupan manusia, dari cucian yang terlalu kering dengan warna yang semakin memucat tergilas matahari, sampai pengemis jalanan yang merelakan begitu saja uang uang berseliweran dan memilih berteduh di bawah pepohonan.

Aku sendiri, masih menunggu lepas jam empat, selain karena panas, juga karena ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan di sekolah. Bosan. Kumainkan handphone di tangan dan berpikir untuk sekedar bersms ria dengan seseorang, entah siapa. Bima, nama itu kembali  menyusup ke ingatan. Mungkin sudah 24 jam lewat sejak pesan singkatnya yang mengagetkan itu. He's still missing.

"Hai, lagi apa nih? Gimana kemarin berantemnya?"

Lama, hampir disetiap celah rapat salah satu acara sekolahku, entah ketika sang sekretaris sibuk menulis di papan tulis, atau si ketua yang berusaha mencairkan suasana dengan gurauan garingnya, atau lagi ketika para ketua divisi membicarakan program kerjanya, aku sempatkan melirik handphoneku. Tidak berubah, tetap layar yang sama dengan foto narsisku, tidak ada tanda sms baru.

Drrrt.. Bangku tempatku duduk mendadak bergetar. Tenang, tenang, bukan gempa kok. Cuma handphone ini aja heboh getarnya. Kuambil si asal getaran dari saku rok abu abuku. 1 new message..

"Mbak, kok pulangnya sore?"
Sial, lupa bilang kalau masih ada rapat di sekolah. Tapi bukan itu, kok yang sms malah ibuku sih, mana ini smsnya Bima? Ditungguin kok enggak muncul muncul. Jari jariku bermain indah menekan tuts handphone mengabarkan bahwa aku ada rapat dan pulang telat serta menyertakan pembelaan kalau aku sudah titip pesan pada Pak Joko, supir ayahku untuk mnjemputku sekitar setengah lima sore. Selesai, masuk saku rok lagi.

Drrrt.. Bangku tempatku duduk mendadak bergetar lagi. Eh, gempa! Just kidding. Tenang, santai bukan gempa kok. Tegang amat sih, Ini handphone getar lagi. 1 new message.. Ah, paling ibu lagi, bilang oke atau ngomel ngomel tanya kenapa aku enggak bilang sebelumnya. Biarin dulu aja. Biar kelihatan kalau lagi serius rapat.

"Ya udah, gitu dulu aja. Ayo pulang!"
Bu Ketua menutup acara dengan kalimat seadanya. Lelah tersirat di wajah cantik. Acara besar kami ini sungguh memusingkan. Tidak terlalu besar memang, tapi kurangnya sumber daya manusia yang mau berkomitmen untuk acara ini memang menjadi masalah utama. Sudahlah, saatnya pulang, istirahat.

"Kira!"
Aku berbalik, ya, Kira itu namaku, masa pada belum tahu sih? Sophia, salah seorang teman baikku memanggil. Seperti biasa, kami berjalan bersama ke depan sekolah. Masih 15 menit lewat pukul empat, Pak Joko belum terlihat di mana mana. Aku memutuskan untuk duduk lesehan dengan Sophia di dekat pos satpam.

"Kamu tadi pas rapat kenapa sih, gelisah amat? Bentar bentar lihat hape mulu."
"Hehehe.."
Aku cengar cengir saja menjawab pertanyaannya. Mematikan, sekaligus mengingatkanku akan handphoneku di kantong. Tulisan 1 new message bertenger di layar warna handphoneku. Kubuka, nomor Bima muncul. Sial, kalau tadi aku tahu itu sms dari Bima, aku mungkin tidak akan mengabaikan getaran yang terakhir tadi.

"Biasalah, masalah ma cewekku. Sempet adu mulut gitu kemarin, tapi sekarang sudah baikan lagi kok."
"Maaf, baru balas, tadi masih ada rapat dsekolah. Ohh, baguslah. Awet yah, sama cewekmu."
"Ok!"
You gotta be kidding me! Aku baru saja mengkhawatirkannya sehari semalam, lebih dari 24 jam, dan tanggapannya cuma kaya gitu? Bagus, aku juga tidak mau punya urusan dengan "orang yang sudah ada anjingnya". Digigit anjingnya repot entar.

"Sapa, Kir? Kenalan maya baru?"
Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Sophia.  Lagi, aku tidak tahu harus menjawab gimana. Jadi lagi, aku cuma cengar cengir enggak jelas.

"Panjang ceritanya, Soph! Besok ya? Itu Pak Joko udah muncul, aku pulang dulu ya?"
Cabuut...

Friday, March 25, 2011

Untitled2--proyek iseng kala hujan

Namanya Bima. Cowok berkulit gelap yang membeli kuda beruang berwarna pink dan berhidung babi itu bernama Bima. Dia manis, pintar membawa suasana yang hangat ditengah dinginnya hujan.

Aku merasa cewek yang mendapatkan boneka itu adalah cewek yang cukup beruntung. Memang sih, boneka aneh itu sebenarnya agak menyeramkan, tapi aku yakin banyak uang dan juga rasa malu yang dia relakan untuk membelinya. Gila kali, mana ada cowok yang mau bawa bawa boneka aneh sebesar gedung itu kemana mana, toko-pulang-ke rumah ceweknya.

Beberapa waktu setelah hujan berhenti siang itu, sebelum kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing, kami bertukar nomor handphone dan berjanji untuk saling menghubungi suatu hari nanti.

Sore ini kembali hujan, untung saja aku sudah sampai di rumah dengan selamat--baca: tidak terlalu basah. Hujan yang sering tiba tiba tumpah dari langit itu sungguh tak terprediksi eksistensinya. Mentari yang cerah ceria bernafsu membakar manusia setengah jam yang lalu seolah mendadak hilang dari peredaran dan digantikan oleh hujan deras. Sama seperti Bima, setelah lewat berhari hari sejak kami sama sama berteduh siang itu, dia sungguh hilang, entah tewas, entah berpindah ke galaksi lain, mendadak sms dari nomornya berteduh di handphoneku.

"Aku mau berantem nih."
"Loh? Kenapa?"
"Ntar aku ceritain, doakan aku selamat ya?"
"Ogah banget, mau selamat ya jangan berantem."
"Haha:) ok, ntar aku kabarin."

What? Handphonenya sudah tidak aktif ketika aku mencoba meneleponnya. Cowok aneh bin ajaib itu sungguh aneh bin ajaib. Hilang ketika matahari cerah ceria dan kembali saat hujan dengan berita mengejutkan. Masa bodoh, baru juga kenal. Siapa elo?

1 menit.. 3 menit.. Itu manusia satu benar benar berantem. Sama siapa? Di mana? 5 menit.. Mungkin berantem sama ceweknya kali ya? 6 menit 30 detik.. Sial, kok jadi ribet sendiri sih aku. Baru juga kenal, kok udah khawatir gini ya? 10 menit berlalu, mungkin sudah berpuluh puluh kali aku melirik layar handphoneku, memastikan bahwa ada garis signal di pojok kiri atas dan nothing. Tidak ada sms lagi dari Bima.

Sepi, sunyi, bersamaan dengan meredanya hujan.