Thursday, March 17, 2011

Tingkah Laku Manusia dan Bulan Purnama

Mulanya saya tidak pernah berpikir kalau orang barat atau yang biasa kita sebut 'bule', berkulit putih clear, bermata biru, dan berambut blond itu punya superstition atau tahayul. Mengingat otak mereka seperti terprogram selalu berpikir secara logis dan meragukan tahayul yang kita punya. Salah satu yang kuingat adalah ketika salah seorang guruku bercerita tentang seorang English speaker--I don't remember where he comes from--yang pergi ke alun alun selatan, melihat orang orang berusaha melewati beringin kembar, dan kurang lebih berkata "when you step the grass, you know that you are wrong." Terdengar logis sekali bukan? Tapi stereotype yang saya punya selama ini benar benar dihancurkan telak oleh dua cerita yg aku dengar hari ini.




Pertama:
Pulang dari makan malam hari ini, saya memutuskan untuk mengerjakan PR kimia saya di ruang makan yang bersebelahan dengan ruang TV. Host brother saya sedang menonton NCIS, sebuah TV show tentang detektif, semacam CSI. Sanyup-sanyup saya mendengar seseorang di TV show tersebut berkata kalau dia mendengar suara burung apa gitu dan mungkin akan ada yang meninggal di rumah itu. Saya langsung secara otomatis teringat cerita paman saya ketika saya kecil, tentang kepercayaan orang dulu terhadap tahayul itu. Kok dua negara di belahan dunia yang berbeda terpisah luasnya Pacific Ocean bisa ada dua superstition yang sama ya?




Kedua: (Sebenarnya peristiwa ini terjadi sebelum cerita yang pertama.)
American Irish punya sebuah tradisi untuk makan yang namanya corned beef with cabbage di St. Patrick's Day. Sekedar pengetahuan tambahan saja, corned beef itu daging yang dimasak selama 12 jam, disajikan bersama dengan rebusan kobis utuh. Karena hari ini adalah Hari St. Patrick dan host dad saya adalah seorang Irish, tapi host mother saya tidak suka memasak makanan yang ribet, maka pergilah kami bertiga ke sebuah restoran. Saya sudah ketiga kalinya datang ke restoran tersebut dalam kurun waktu 5minggu dan host parent saya selalu menggunakan waitress yang sama setiap kali kami makan disana.


Sue, nama waitress yang melayani kami, adalah orang yang sangat menyenangkan. Di sela sela kerjanya dia selalu datang dan mengobrol di meja kami. Hari ini, awalnya kami berbincang dengan tsunami yang menghantam Jepang beberapa hari yang lalu, kemudian berlanjut ke fullmoon minggu ini. Entah bagaimana tiba tiba dia bercerita tentang pengalaman anehnya melayani meja a middle age lady kala bulan purnama.


"Waktu itu saya ingat, saya hanya memberikan satu gelas anggur untuk wanita itu. Saya tidak yakin apakah dia mabuk. Tapi ketika saya memberikan kotak--tahu kan kotak makanan gitu,bukan yang dari kardus lho-- untuk membawa pulang makanannya, dia memasukkan piring sekaligus makanannya ke kotak tersebut. Saya langsung menegurnya dengan berkata bahwa piringnya tidak boleh dibawa pulang, tapi wanita tersebut marah marah sambil minta bertemu dengan pemilik restoran. 25 tahun saya bekerja disini, saya masih selalu terkejut dengan hal hal aneh yang terjadi saat bulan purnama"
(cerita Sue, dengan pengalihan bahasa dan perubahan seperlunya)


Di perjalanan pulang, saya dan host mom saya masih membicarakan cerita Sue. Saya dengan sangat penasaran bertanya apakah ada hubungan antara bulan purnama dan tingkah laku seseorang. Host mom saya menjawab "I don't know. But, if you ask the police, waitress in restaurant, or people in ICU, they always say that a lot of crazy things happen in fullmoon. So, there is relation between them."


Bulan purnama? Kenapa orang barat punya superstition tentang bulan purnama? Sejenak saya teringat akan cerita cerita werewolf yang muncul ketika bulan purnama. Apakah werewolf itu sebenarnya adalah pencitraan tingkah laku aneh manusia saat bulan purnama?




Cukup dua hal itu membuktikan kalau superstition atau tahayul itu eksis dimana-mana. Terserah kita dalam menghadapinya, boleh percaya, boleh biasa aja, boleh menolaknya.

No comments:

Post a Comment